 |
| Dok.ilustrasi.Ai |
MEDANKABAR.COM - Sebuah insiden memalukan mencoreng institusi kepolisian di Buton Utara, Sulawesi Tenggara, ketika seorang oknum polisi, berinisial Aipda AD, terbukti melakukan pelanggaran berat terkait kasus dugaan pelecehan seksual terhadap ibu mertua. Peristiwa tragis ini terjadi pada 16 Januari 2025, memicu kecaman keras dari masyarakat.
Korban, berinisial AS, tengah sibuk memasak di dapur saat AD, menantu sekaligus oknum polisi, memanggilnya dengan alasan ingin berbicara di kamar. Namun, ketika korban menolak, AD mendekati dari belakang, memeluk paksa, dan membawanya ke kamar—hingga dugaan pelecehan seksual pun terjadi.
Kapolres Buton Utara, AKBP Totok Budi, mengonfirmasi bahwa pelaku telah menjalani sidang kode etik dan dijatuhi sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH). "Sidang kode etik telah dilaksanakan dan diputuskan PTDH. Seluruh tahapan administratif telah dijalani," jelas Totok, Sabtu (19/4/2025).
Keputusan ini sempat menuai ketegangan ketika pelaku dikabarkan mengajukan banding ke Polda Sulawesi Tenggara, dengan isu adanya dukungan tertentu agar terbebas dari sanksi. Kapolres menegaskan bahwa institusi tetap mengedepankan objektivitas dan transparansi. "Kami tidak akan menolerir pelanggaran apa pun, apalagi yang mencoreng nama baik institusi," tegas Totok.
Totok Budi menambahkan bahwa komitmen Polres Buton Utara adalah menegakkan hukum secara adil tanpa pandang bulu, termasuk terhadap personel internal. "Ini menjadi pesan bahwa Polri siap bertindak tegas terhadap pelanggaran etik dan pidana oleh anggotanya," tutup Totok.
#medankabar #kabardotcom #mediagagroup #polisi #oknum #pemerkosaan #kodeetik #news #beritaterkini #berita #butonutara #ibumertua #peristiwa #cabul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar